Budaya “Frauenfrühstück“
Masyarakat Jerman, Khusus Wanita
Salah satu tradisi masyarakat
jerman yaitu Frauenfrühstück, Frauen=perempuan, Frühstück=sarapan. Makanan khas
Jerman bisa dinikmati disana.
Nampaknya
kegiatan itu menggantikannya, meski tidak semua ibu. Hanya yang dekat
saja.Begitulah, hanya ada 8 perempuan yang duduk di meja dan menikmati Frauenfrühstück. Mengapa 8, nomor
cantikkah? Bukan.Pertama karena faktor tempat. Mana ada orang Jerman duduk di
lantai, ngglesot seperti kita?
Pakai tikar atau karpet? Kaki mereka bisa gringgingen, kesemutan!Makanya biasa dipilih kursi makan yang nyaman, bukan sofa. Kursi makan biasa memiliki
6, 8, 10 atau 12 tempat duduk dengan meja 1,2,3 atau 4 meter (biasanya dengan verlängerung, tambahan meja yang bisa
ditarik ulur sesuai kebutuhan).
Kedua, orang
Jerman memang banyak yang menganut sistem kedekatan. Kalau tidak dekat tidak
perlu diundang. Terlihat seperti kelompok-kelompok kecil memang, tapi bagus,
lebih fokus.
Makanan yang disediakan tentunya bukan nasi seperti di kampung halaman kita. Yang ada; roti, keju, yoghurt, buah, ikan, salami dan irisan daging
lainnya. Untuk minuman ada teh, kopi dan alkohol. Biasanya waktu yang diambil
adalah pagi hari antara pukul 9.30-12.00. Ada yang disambung dengan makan
siang, ada yang tidak. Terserah yang mengundang saja. Kalau ada makan besar,
biasa Schnitzel (daging pipih
dari sapi, ayam atau babi ditaburi tepung terigu, telur dan panier, si bubuk
remah roti) atau sosis.
Selama acara makan-makan, biasanya ada bla-bla-bla. Ngobrol ngalor-ngidul
seputar rumah tangga, anak-anak, apa yang terjadi saat ini dan masih banyak
lagi. Yang jelas, kegiatan mengobrol atau berdiskusi ini
penting. Betapa tidak, masyarakat Jerman yang disiplin dan sibuk ini barangkali
lupa berbincang-bincang dengan kawan atau tetangganya. Maklum, semua harus
dikerjakan sendiri. Mengurus anak dan rumah misalnya dua hal yang tidak pernah
pisah dengan perempuan Jerman. Inilah saatnya angkat suara, di Frauenfrühstück, di Jerman
tidak ada arisan. Hanya ada Frauenfrühstück
yang sudah turun-temurun menjadi kebiasaan kebanyakan masyarakat Jerman, khususnya wanitanya.
Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/20/budaya-frauenfrhstck-masyarakat-jerman-khusus-wanita-609765.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar